UIN SATU Tulungagung Bersama STKIP PGRI Pacitan Gelar Simposium Daring

UIN SATU Tulungagung Bersama STKIP PGRI Pacitan Gelar Simposium Daring

Sejarah dan Budaya Dakwah Ulama Nusantara

Pacitan, 21 Juli 2021, Simposium Daring Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan yang bertemakan Sejarah dan Budaya Dakwah Ulama Nusantara digelar pada hari Rabu, 21 Juli 2021 sebagai tindak lanjut MOU antara UIN SATU Tulungagung dengan STKIP PGRI Pacitan. Acara tersebut dihadiri oleh 257 peserta via Zoom. Peserta simposium berasal dari berbagai kalangan seperti dosen, guru, peneliti, mahasiswa, maupun peserta dari umum yang notabennya sebagai peminat sejarah. Simposium dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia Pacitan, (Bapak. Heru Arif Pianto, S.Pd., M.Hum.) sebagai inisiator simposium menyampaikan bahwa acara tersebut digelar untuk memberikan pelayanan bagi dosen maupun mahasiswa khususnya Program Studi Pendidikan Sejarah/Ilmu Sejarah untuk lebih mengenal dan bijaksana dalam mensikapi berbagai strategi dahwah ulama nusantara dalam rangka mendakwahkan agama Islam di Nusantara. Hal ini disampaikan karena selama ini banyak orang memandang berbagai strategi dakwah ulama itu hanya dari satu sudut pandang saja sehingga tidak sedikit yang menimbulkan salah tafsir.  Oleh karena itulah pihak Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan meminta Dr. Ahmad Nurcholis, S.S., M.Pd. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah UIN SATU Tulungagung untuk menjadi narasumber utama dalam simposium ini.

Sedangkan Dr. Ahmad Nurcholis, M.Pd atau yang lebih populer dipanggil dengan sebutan Dr. Ois mengangkat sebuah tema tentang “Jejak Sejarah Perjuangan Dakwah KH. Syamsul Arifin dalam Menguatkan Budaya Alakoh Areng Sareng di Dampit Kab. Malang”. Narasumber utama tersebut menegaskan bahwa peran Kyai dalam masyarakat bukan hanya sebatas berdakwah di bidang religius. Akan tetapi berdasarkan Grand Theory yang digagas oleh Mary Parker Follet bahwa seorang Kyai juga berperan sebagai manajer dalam membangun budaya posiif di tengah masyarakat.

 Sebab pada prinsipnya manajemen  adalah sebuah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Dengan kata lain, Kyai adalah seorang manajer yang bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan sebuah organisasi. Manifestasi dari teori tersebut, maka terwujudlah Pembangunan fasilitas-fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Yayasan Pesantren Miftahul Ulum Dampit Kab. Malang. Gedung dan sarana prasarana pendidikan tersebut  selesai dibangun oleh segenap masyarakat desa Majangtengah  Dampit Kab. Malang melalui  penguatan budaya Alakoh Areng Sareng yang digagas oleh KH. Syamsul Arifin. Beliau berjuang dengan giat dan tanpa lelah untuk merintis pesantren mulai tahun 1968 hingga tahun 2013. Ditemani oleh istrinya yang sangat setia menemani perjuangan dakwahnya, yaitu Nyai Hj. Anik Zumroti, beserta ketiga anaknya yang selalu memberikan motivasi dalam memperkuat misi dakwanya, yaitu : Ning Ika, Ning Izza dan Gus Idrus.

Narasumber kedua dalam simposium daring ini adalah Heru Arif Pianto, S.Pd., M.Hum. Beliau adalah Dosen Tetap Pada Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan. Dalam symposium ini beliau menyampaikan salah satu pengalaman dan hasil temuan penelitian di lapangan mengenai salah satu metode dakwah yang dinilai berhasil dalam memyebarkan agama Islam khususnya pada masyarakat di wilayah pedesaan. Strategi yang dimaksud adalah Budaya Ruwatan sebagai salah satu bentuk strategi Islamisasi penyebaran Ajaran Islam. Beliau menyampaikan bahwa ritual ruwatan yang dilaksanakan oleh beberapa kalangan masyarakat ini merupakan hasil kolaborasi antara budaya Jawa dengan ajaran Islam. Walaupun bagaimana kita sebagai muslim juga tetap tidak bisa meninggalkan budaya Jawa yang secara historis mempunyai kekuatan atau pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Nusantara. Hanya saja kita sebagai generasi akademisi harus mampu mengambil sikap yang bijaksana dalam hal tersebut. Apalagi seorang sejarawan sudah barang tentu paham, bahwa pada hakikatnya yang namanya Ilmu Sejarah itu bersifat Multidimensional dan Multi Tafsir.

Hadir dalam acara tersebut, Dr. Mukodi, M.S.I. yang menjabat sebagai Ketua STKIP PGRI Pacitan, yang juga berkenan memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan akademik symposium ini. Beliau Dr. Mukodi, M.S.I, memberikan apresiasi dan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan ini, serta sangat berharap bahwa kegiatan akademik semacam ini dilaksanakan berkelanjutan. Selain itu dukungan juga muncul dari berbagai pihak termasuk beberapa pejabat dari Fakultas Ushuludin, Adab dan Dakwah UIN SATU Tulungagung, yaitu Bapak Dekan, Dr. H. A. Risqon Khamami, Lc., M.A., Bapak Muhammad Faizun, M.Pd. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Dr. Budi Harianto, M.Fil.I. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Jurusan Sosiologi Agama dan Bobby RachmanSantoso, M.S.I. yang menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Kader Dakwah. Semoga hadirnya symposium nasional daring memebrikan manfaat, menambah pengetahuan yang baru serta mampu mendongkrak serta membangkitkan kreatifitas maupun inovasi, khususnya bagi para calon pendidik Sejarah untuk kemajuan Pembelajaran baik pada Pendidikan sejarah maupun Ilmu Sejarah dan bermanfaat pula bagi para penulis sejarah perjuangan dakwah Ulama Nusantara (Arif-Ois)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *