Kegiatan Seminar Nasional daring terus menjadi trend dalam masa pandemi ini. Semangat untuk terus menggali dan menyebarkan ilmu pengetahuan terus bergulir. Hal ini menandakan geliat akademik pada masa pandemi semakin berkobar. Salah satu kegiatan seminar daring kali ini diselenggarakan oleh Prodi Manajemen Dakwah UIN Raden Intan Lampung, yang diselenggarakan pada tanggal 8 Juli 2020.
Kegiatan ini merupakan penegasan mengenai eksistensi prodi Manajemen Dakwah, Adapun tema yang di usung yakni “Menajemen Dakwah Dalam Merespon Teknologi Informasi Pada Era New Normal”, narasumber pada kegiatan ini merupakan kolaborasi dari UIN Raden Intan Lampung, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Mataram, dan UIN Sumatera Utara.
Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si menegaskan silaturahmi dengan online sangat membutuhkan teknologi informasi sebagai sarana untuk berkomunikasi, dan aktivitas dakwah yang melalui online merupakan salah satu siasat dakwah dakwah pada pandemic.
Dr. H. Soiman, MA, ketua Asosiasi Dekan PTKIN, manajemen dakwah merupakan kegiatan yang mengoptimalkan kegiatan manajemen dakwah berpatokan dakwah pada perencanan, penggorganisasian, penggerakan pengendalian, dalam masa pandemi ini perlu manajemen dakwah yang implementatif dan terintegrasi dengan teknologi informasi.
Kegiatan Dakwah Virtual dengan pemanfaatan ragam media seperti zoom, youtube, twitter, seperti kegiatan share video merupakan salah satu bagian dari respon dakwah dalam dinamika pandemi. Selain itu materi untuk persuasive, humanis, edukatif. Penggunaan jejaring media sosial merupakan salah satu wujud dari eksistensi Manajemen Dakwah Dalam Merespon Teknologi Informasi Pada Era New Normal Ungkap Dr. Hj. Rini Setiawati, M.Sos.I., sebagai salah satu narasumber dari UIN RIL pada kesempatan webinar MD baru-baru ini.
Rini menegaskan Kembali bahwa “Kebenaran yang tidak dikelola secara profesional akan dihancurkan oleh kebathilan yang dikelola secara profesional”, dengan mengutip perkataan dari Ali bin Abi Thalib R.A
fd
Narasumber lainnya KH. Hasanudin Ibnu Hibban, MA., dari UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, mengungkapkan bahwa “Hubungan da’i dan madu harus ada evaluasi kegiatan dakwah apakah berhasil atau tidak, dakwah bukan hanya sekedar ceramah,”imbuhnya.
Dr. H. Dindin Solahudin, MA., dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menyampaikan bahwa, “Dakwah hari ini tantangan ICT dan new normal era, ini merupakan peluang terkondisikan memanfaatkan media sosial, dengan dakwah sosial, dan kerja dakwah virtual dalam konteks pandemic kita ditantang untuk serius lagi melakuan dakwah virtual di dunia maya”, tegasnya.
Prof. Dr. H. Fakhrurozi, MA., dari UIN Mataram, “Manajer dakwah harus dapat memangku kegiatan dakwah dalam berbagai ruang dan waktu, di era virtual memberikan konten ruang untuk mengedukasi umat dengan konten yang positif”, tandasnya.
Lebih lanjut Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang bertugas sebagai moderator, Hj. Suslina Sanjaya, S.Ag., M.Ag., menyatakan bahwa, “Aktivitas dakwah harus ditata dengan baik apalagi dalam kondisi dakwah virtual, dan semua prodi yang ada di Fakultas Dakwah memberikan kontiribusi dalam dakwah daring dan professional, untuk melakukan dakwah yang professional dan proporsional, dan dalam implementasi dakwah di lapangan tidak boleh lagi terjadi adanya jurang pemisah teoritisi dan praktisi dakwah”, ungkapnya.
Ketua Umum PAMDI, Drs. H. Cecep Castrawijaya, MA., MM., mengungkapkan “Rasa bangga pada pengelola Prodi MD, anggota PAMDI yang bahu membahu, menggunakan kesempatan waktu dalam masa pandemi ini, untuk terus berkarya demi pengembangan ilmu dan prodi Manajemen Dakwah”, tegasnya.
Perkembangan terkini bahwa kita sudah dapat melihat para pengelola di Lembaga dakwah sudah menggunakan aplikasi dan website. Penggunaan teknologi dalam pelaksanaan, di masa pandemic akrifitas dakwah bisa dilakukan dengan dakwah virtual, Aktivitas dakwah ini dapat efektif dan efisien dengan dakwah yang harus dikelola dengan baik dan terorganisir.
Dengan pandemi ini, telah melahirkan beragam kebaikan salah satunya denga nada seminar daring yang telah membuka cakrawala baru, bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bisa di gali dari buku dan ruang kelas, tapi juga di dapatkan dari interaksi secara digital. (Wan)
Ditunggu webinar berikutnya yg lebih menarik