UINSA Newsroom, Sabtu (30/05/2020); Dalam balutan suasana Idul Fitri, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) menggelar Acara ‘Halal bi Halal dan Penguatan Jejaring Alumni untuk Peningkatan Kapasitas Kelembagaan FDK UINSA 2020-2025,’ Kamis, 28 Mei 2020. Kegiatan yang dilakukan secara daring melalui Media Zoom Meeting ini mengundang segenap Keluarga Besar FDK yang terdiri dari para civitas akademika dan alumni. Turut berpartisispasi selaku narasumber kegiatan adalah Prof. Dr. H. Moh. Ali Aziz, M.Ag. (Guru Besar UINSA) dan Choliq Baya (Alumni FDK yang sukses di bidang jurnalistik).
Choliq Baya dalam penuturannya mengungkapkan besarnya kepedulian alumni terhadap perkembangan kampus. Karenanya, ia berharap adanya penguatan data based baik di tingkat fakultas maupun universitas. Salah satunya dengan melibatkan alumni dalam kegiatan akademik seperti menjadi dosen tamu atau narasumber kegiatan. Hal lainnya yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat komunikasi alumni dalam kegiatan pengembangan kampus melalui program tertentu.
Sementara itu, Prof. Ali Aziz dalam tausiyah singkatnya juga mengingatkan agar sangat berhat-hati dalam membahas mengenai alumni. Mengingat, ada banyak orang dengan kontribusi besar dalam pengambangan kampus khususnya FDK, kendati bukan alumni. “Hati-hati bilang alumni berprestasi, apakah yang jadi ibu rumah tangga, guru TPQ tidak berprestasi? Tentu mereka berprestasi juga. Kasihan orang yang tidak pernah dipanggil namanya sebagai berprestasi,” imbuh Guru Besar UINSA Bidang Ilmu Dakwah tersebut.
Lebih lanjut dalam penyampaian tausiyah, Prof. Ali Aziz menjelaskan mengenai tema yang dipaparkan terangkum dalam singkatan STMJ. Syukur, Tirulah Allah, Mental baja, dan Jaga jarak jaga kekompakan.
Syukur, menurut Prof. Ali Aziz mengajarkan bagaimana setiap orang seharusnya melatih diri untuk selalu berpikir positif. Karena pada dasarnya, akan selalu ada alasan yang dicari bahkan untuk sesuatu yang negatif. “Kalau tangan kiri sakit, pindahlah fokus pada tangan kanan yang baik-baik saja. Kalau operasi jantung, bilang, kan hanya jantung, ginjal gak papa kok,” ujar Prof. Ali menganalogikan.
Seperti halnya dalam menyikapi Pandemi Covid-19 yang saat ini melanda Indonesia. Prof. Ali Aziz mengambil contoh salah satu hikmah yang bisa diambil. Bahwa dengan adanya Covid-19, dakwah akan berubah. Akan lahir penceramah lewat media, orang tua jadi new teacher, new imam, new khotib. “Khotib itu gampang ya, dimana kursusnya? Itu semua mengarah ke Syukur,” tegas Prof. Ali Aziz.
Selanjutnya, Penulis Buku Bersiul di Tengah Badai ini menjelaskan poin kedua, Tirulah Allah. Yakni bahwa dalam menjalani kehidupan kita harus senantiasa mengamalkan konsep rohmatan lil alamin. Berbuat baik tanpa memandang status sosial, latar belakang agama, suku, ras, bahkan agama. “Orang yang ingkar dan tidak ibadah sama Allah, tapi masih diberi hidup, nikmat. Allah tidak pilih kasih. Tirulah Allah. Tirulah Rasulullah, anta syamsun anta Badrun. Syamsun; Jadilah Penyinar, pemberi semangat. Badrun; Pengusir kegelapan, Problem Solver,” jelas Prof. Ali Aziz.
Poin ketiga, Mental baja. Mengajarkan kita bahwa setiap orang harus memiliki kegigihan agar dapat meraih kesuksesan dalam hidup. Sebagaimana kutipan, Smile and the world will smile with you. Cry and you will cry alone. “Banyak alumni yang diremehkan, jadi orang hebat. Siang dan malam, bagian dari kehidupan. Life is not flat, ada banyak kejutan, tikungan. But that is a beauty,” ujar ayah tujuh anak dengan enam cucu tersebut.
Terakhir, Jaga Jarak Jaga Kekompakan. “Fisik memang berjarak, tapi harus tetap jaga kekompakan, perkuat silaturahmi. Jaga jarak, jaga nyawa orang lain, jaga hati,” tukas Prof. Ali Aziz mengingatkan mengenai protokol medis pencegahan penularan Covid-19. (MT/FDK-Sumber https://w3.uinsby.ac.id/halal-bi-halal-fdk-2020-stmj-kunci-sukses-ditengah-pandemi/)